Senin, 09 Januari 2017

Kenaikan Sabuk Jambon (MAN 1 Magelang)

MANSAMA - Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah nama pencak silat yang sudah berkembang pesat di Madrasah Aliyah Negeri 1 Magelang, bahkan sudah banyak yang berlaga sampai ke kejuaraan. Meski dengan basis pesantren, hal itu tidak membatasi mereka yang ingin belajar pencak silat, termasuk perempuan. Adapun guru pembina pencak silat adalah Bapak Muhammad Rikhan Fuadi dan pelatihnya adalah Bapak Arif. (18/12) PSHT mempunyai event yang sangat berharga dan tak akan pernah terlupakan sepanjang kisah kasih mereka mengikuti ekstrakulikuler ini, khususnya kelas XI (sebelas) Madrasah Aliyah Negeri 1 Magelang tahun pelajaran 2016/2017. Setelah kurang lebih satu tahun mereka mengenakan sabuk polos yang melingkar di pinggang mereka, kini tibalah saatnya mereka mengganti sabuk polos tersebut dengan sabuk jambon.
          Hal yang sangat tidak diduga dan juga merupakan kejutan dari sang pelatih dalam kenaikan sabuk ini. Para siswa kelas XI membekali diri mereka sendiri dengan materi mental dan fisik dengan pedoman 'apapun yang terjadi, kita harus saling menolong dan melindungi karena kita semua adalah saudara'. Hal tak terduga tersebut adalah setelah pemanasan dan pembekalan cukup, mereka digiring oleh pelatih dan juga senior PSHT menuju ke sebuah sawah yang ada di dekat madrasah. Bukan untuk membajak atau menanam padi, melainkan untuk berteman dengan lumpur agar mereka menemukan sabuk jambon yang sudah ada nama dari masing-masing siswa.
          Dengan penuh kegigihan, mereka semua akhirnya bisa menemukannya. Meski sebelumnya berbagai hambatan mereka hadapi, namun setelah hal tersebut kini sabuk jambon tersebut sudah berhasil melingkar di pinggang mereka semua. Air mata kebahagiaan tidak dapat dihindari siang hari itu. Banyak sekali hal yang dapat diambil dari event istimewa tersebut, bukan karena berani kotor itu baik namun menyadari bahwa setiap keberhasilan itu membutuhkan usaha dan perjuangan yang benar-benar harus dilakukan dengan berani dan nyata adanya.
          "Rasanya sangat menakjubkan, meski awalnya begitu melelahkan namun akhirnya bisa memberi ketertarikan tersendiri dan juga menumbuhkan semangat berlatih yang besar untuk kami, anggota PSHT," ujar Indang Wahyuti, salah satu peserta kenaikan sabuk jambon tersebut, "kami akan berlatih dan terus berlatih hingga kami benar-benar menjadi warga PSHT." sambungnya.
          PSHT ini juga mengajarkan rasa kebersamaan yang tinggi yang dibuktikan dengan acara makan bersama di lapangan MAN 1 Magelang secara serentak oleh semua anggota pencak silat. Hari yang sangat berkesan bagi mereka, Persaudaraan Setia Hati Terate.
          Adapun pesan yang disampaikan oleh Indang saat itu, "Buat satu angkatan, kita kan sedulur, tegur jika ada yang salah, tetap semangat, semakin tekun dan giat berlatihnya.
          Buat kakak-kakak senior, terimakasih sudah membimbing kami, tetap arahkan kami agar kami tak keliru, dan jangan bosan menghadapi kami.
          Buat adik-adik junior, tetap semangat, ingat tujuan dan niat awal." begitulah jelasnya.

          Pelajaran kehidupan yang penting bisa kita ambil dari beberapa peristiwa, seperti kenaikan sabuk jambon ini contohnya. Jika tak ada rasa kebersamaan maka tak akan berhasil pula usaha mereka mendapat sabuk tersebut.

Pesan dari sang pelatih PSHT :
"Sepira gedhining sengsara yen tinampa amung dadi coba"
"Dadi uwong aja rumangsa bisa , nanging kudu bisa rumangsa"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar